Yogyakarta- Untuk ketiga kalinya, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan acara Penyerahan SK CPNS untuk honorer K-2 pada Jumat 10 Juli 2015. Pada tahap tiga ini, sebanyak 35 pegawai menerima SK CPNS, sehingga total honorer K-2 yang telah menerima SK adalah 153 orang. Dengan demikian, 282 lainnya masih harus bersabar menanti terbitnya SK.
35 penerima SK CPNS tahap III tersebut seluruhnya berasal dari unsur Tenaga Kependidikan dengan rincian data sebagai berikut :
- Fakultas Ekonomika dan Bisnis 9 orang.
- Fakultas Kedokteran 7 orang.
- Fakultas Teknik 6 orang.
- Fakultas ISIPOL 4 orang.
- Direktorat Keuangan 3 orang.
- Fakultas Hukum, Pertanian, LPPM, Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik, Sekolah Pascasarjana dan Sekolah Vokasi masing-masing 1 orang.
Bertempat di Ruang Multi Media UGM, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE mengungkapkan dalam sambutannya “Terkadang sebuah SK CPNS antara diharapkan dan tidak diharapkan. Sebab dengan menjadi PNS, seorang pegawai sudah mendapat kepastian (status-red). Namun kepastian tersebut juga dapat mengantarkan seseorang masuk dalam ‘kerangkeng’ birokrasi yang penuh dengan aturan”. Namun apapun itu, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE menyarankan kepada para penerima SK untuk menyukuri SK tersebut sebagai kenikmatan dari Tuhan YME.
“Kerangkeng PNS itu artinya dalam aturan, hak dan kewajiban. Bapak Ibu sekarang harus membaca PP 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS. Jadi memang masuk dalam PP tersebut aturan-aturan tentang PNS yang akan diterapkan pada Bapak Ibu sekalian. Contohnya kalau mau cerai sekarang harus izin atasan. Itu tidak mudah, mau cerai kok ndadak izin. Wong urusan pribadi. Tapi kan itu dimasukkan ke dalam daftar tunjangan, kalau tunjangannya nggak sampai gimana?” jelas Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE yang disambut tawa hadirin. Sebagai PNS harus mengikuti aturan-aturan yang tidak mudah. Sebagai PNS, tidak ada istilah tidak tahu tentang peraturan PNS. Begitu peraturan PNS diundangkan maka PNS wajib mengetahuinya. PNS diharapkan rajin mengikuti perkembangan peraturan kepegawaian.
“Yang paling sulit sekarang ketika Bapak Ibu menerima SK dan di dalam SK tersebut dituliskan Bapak Ibu ditempatkan tidak di unit kerja semula. Ini yang mungkin agak repot. Bisa jadi yang sebelumnya di Fakultas yang honornya berlimpah, kalau ditugaskan di tempat lain ya mungkin penghasilan berkurang. Karena nilai insentifnya juga berkurang, walaupun gaji pokoknya sama. Kita selalu berupaya menyetarakan gaji pokok antara yang PNS dengan yang Non PNS, tetapi insentif itu bisa berbeda-beda di masing-masing unit karena beban kerja unit juga berbeda,” tambah Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset dalam sambutannya.
Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE meyakini bahwa ada sebuah proses bagi setiap CPNS baru. Sebab ada transformasi, jika sebelum menerima SK CPNS masih milik pribadi dan kelompok, sekarang sudah menjadi milik negara. Ketika para CPNS sudah menjadi milik negara, ada aturan pemberian sanksi bagi yang melanggar aturan kepegawaian negara. Tetapi sebagai insan yang beragama, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE yakin mestinya ada niat baik ketika seseorang memutuskan masuk ke dalam Korps PNS.
Pada proses berikutnya, masing-masing CPNS akan menjalani masa percobaan dalam fase CPNS nya. Dalam istilah kepegawaian disebut masa magang selama satu tahun. Selama masa itu akan dinilai semangat dan komitmennya. Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset optimis para CPNS baru akan bertambah semangatnya. Sebab dalam setiap agama sudah diajarkan tentang bagaimana seseorang harus berbuat baik dalam kehidupan di dunia ini. “Jadi kita dalam agama tidak hanya beribadah kepada Tuhan kita, tetapi juga untuk sesama” ungkap beliau. Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset kemudian mengingatkan soal terminologi Ihsan. Artinya seorang yang selalu ingin berbuat baik. Hal tersebut relevan dengan prinsip para CPNS yang seyogyanya selalu ingin berbuat baik dan ikhlas dalam melakukan sesuatu.
“Hal tersebut penting karena tahun depan adalah tahun SDM buat UGM. Sehingga kami ingin membuat budaya yang baik dan meningkatkan hal-hal yang baik. Satker kita sudah menjadi PTNbh. Target kita sudah dipasang tinggi untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik. Caranya adalah dengan melakukan pelayanan yang baik,” ujar Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset dalam sambutannya.
Kembali kepada konsep Ihsan dan Ikhlas, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset mengingatkan agar para pegawai dapat berbuat baik setulus mungkin.“Sebab tolong-menolong dalam perbuatan baik adalah ibadah. Sehingga bukan hanya merasa diawasi sesama manusia, tetapi Tuhan juga ikut mengawasi”.
“Kami harap, Bapak Ibu sekalian bisa hadir di kantor dengan berbuat baik dan ikhlas. Mulailah dari yang sederhana tetapi perfect, daripada melakukan hal yang besar sekali tetapi tidak optimal. Mulai dari hal yang sederhana, kecil tetapi selesai, itu akan menjadi hal yang optimal. Dan yang penting niatnya selalu berkelanjutan dan konsisten, atau istilahnya Istiqomah,” jelas Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset dalam pidatonya.
Oleh karena itu,Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset berharap para penerima SK dapat bersyukur. Cara mensyukurinya dengan cara selalu berbuat baik, ikhlas, konsisten, dan sedapat mungkin selalu bersungguh-sungguh untuk mencapai target-target dalam kerja. Hal tersebut penting karena dari 5000 tenaga kependidikan di UGM, tidak mungkin diawasi satu-per satu. Karena itu pengawas sejatinya adalah Tuhan. Bahwa bekerja itu adalah sebuah amal. Baik atau tidaknya para pegawai sekalian akan terefleksi dari kerja.
“Saya ucapkan selamat kepada Bapak Ibu sekalian. Dan niatkan untuk berbuat baik, karena berbuat baik ini adalah nikmat yang harus disyukuri,” kata Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset menutup sambutannya.
Pada acara penyerahan SK CPNS ini,Direktur Sumber Daya Manusia, Dr Ratminto juga turut menyampaikan sambutannya.“Pertama-tama saya ucapkan selamat. Setelah menunggu sekian lama, ada yang menunggu sampai puluhan tahun saya kira ini momen yang sangat menyenangkan, membahagiakan dan membanggakan juga. ‘Harga’ Bapak Ibu ini di depan istri, di depan suami, di depan mertua sudah lebih tinggi. Jadi betul sekali tadi Pak Warek mengatakan bahwa itu harus disyukuri. Yang penting kemudian apa bukti syukur itu? Kenapa harus bersyukur? Karena sudah banyak sekali dikatakan kalau kita menerima sesuatu yang menyenangkan dan kita mensyukurinya, maka InsyaAllah itu akan mendatangkan kenikmatan yang jauh lebih banyak lagi,” kata Dr. Ratminto mengawali sambutannya.
Kemudian Dr. Ratminto bertanya secara retoris kepada para penerima SK tentang apa wujud dari syukur? Jawabannya yaitu bekerja secara amanah. Tidak usah yang muluk-muluk, tetapi mulai dari hal yang sangat sederhana. Bagaimana seorang pegawai rutin melakukan absen atau finger print dengan benar. Kemudian Pak Ratminto memperingatkan “Pohon itu semakin tinggi, anginnya semakin kencang. Artinya apa? Para penerima SK CPNS saatini‘harganya’ sudah naik, dan itu kenikmatan di satu sisi, tetapi juga semakin tinggi tantangannya. Anginnya semakin besar, kalau jatuh semakin sakit. Sebab ketika seorang pegawai masih honorer, paling banter ditegur pimpinannya. Tetapi kelak jika sudah semakin tinggi jabatan dan melakukan pelanggaran maka akan menerima sanksi dari negara” tandas Dr.Ratminto. Hal tersebut diingatkan Direktur SDM ini agar para pegawai bisa menjaga diri sehingga dapat bekerja benar-benar secara profesional.
“Tugas saya dan teman-teman di SDM adalah untuk membantu Bapak Ibu semua. Jadi kalau ada sesuatu yang ingin dikonsultasikan, ingin ditanyakan jangan ragu. Silahkan kontak kami, kalau secara elektronik kita sudah punya SIAP (Sistem Informasi dan Aspirasi Publik). Itu juga sebagai media komunikasi, ada SIAP, ada InEMS. Saya di kantor saya di SDM itu selama lampu masih nyala, silakan ketemu saya. Jadi monggo kami siap membantu sepenuhnya dan jangan ragu dengan kami. Tetapi juga saya mohon prosedur dan etika digunakan. Jangan ada sms masuk tanpa nama ‘Mohon informasi tentang …’ ketika saya jawab ‘Nyuwun sewu kaleh sinten nggih?’ dijawab ‘Belum bisa matur tentang nama …’. Kadang-kadang ada yang bikin surat kaleng. Pokoknya nggak usah gitu, perlu ada yang dibantu, kami siap membantu,” tegas Dr. Ratminto menutup sambutannya.
Acara selanjutnya diakhiri dengan pengarahan pemberkasan SK CPNS yang disampaikan oleh Bambang Dwi Suko Widodo, S.Mn. selaku Kepala Bagian Kepegawaian UGM.
Bambang Dwi Suko Widodo, S.Mn mengingatkan untuk meneliti kembali SK CPNS yang telah diterima dan menjelaskan tentang berkas-berkas yang harus dilengkapi kembali. Selain itu dijelaskan tentang sistem penggajian pasca diterimanya SK CPNS. Terakhir beliau berpesan agar penerima SK tetap rendah hati dan tidak terlalu vulgar dalam mengekspresikan kegembiraannya karena belum semua rekan kerja yang SK CPNS nya turun dan tidak semua rekan kerja lolos dalam tes.
“Masih ada 282 SK yang belum keluar dari sebanyak 435 yang diusulkan UGM. Diharapkan Bapak/Ibu jangan terlalu vulgar menceritakan atau bergembira yang berlebihan kepada rekan kerja yang SK nya belum turun, harus tetap menghormati dan menghargai karena semua tengah diproses di Pusat,” ungkap Pak Bambang mengakhiri penjelasannya. (SDM UGM/Rima)