Yogyakarta – Organisasi UGM memiliki tantangan pada kompleksitasnya yang tinggi. Fakultas dan sekolah memiliki keunikan masing-masing. Namun demikian, integrasi organisasional harus selalu ditingkatkan. Integrasi antara kantor pusat, fakultas, departemen, prodi, laboratorium, serta pusat studi harus diperkuat. Organisasi yang fragmented akan menjadi sumber pemborosan sumberdaya, terhambatnya sinergi dan optimalisasi kerja sama antar unit. Komunikasi dan koordinasi horisontal dan diagonal antar unit juga sangat penting untuk terus menerus diperbaiki yang ujungnya akan berpengaruh pada peningkatan daya saing UGM di kancah ASEAN maupun dunia. Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan UGM Academic Leaders Management Programme-2016 bagi Dekan di lingkungan Universitas Gadjah Mada pada 31 Oktober sampai dengan 1 November 2016.
Pembenahan struktur organisasional dan pengangkatan pejabat baru melalui proses seleksi merupakan momentum sangat penting bagi UGM untuk meningkatkan impak atas aktivitas tridharmanya. Guna memfasilitasi dan mendorong keefektifan yang lebih tinggi, diperlukan pengintegrasian vertikal, horizontal (dan diagonal) sesegera mungkin. Langkah konkret dimulai dengan penyamaan persepsi, penyatuan pemahaman atas tantangan dan dinamika UGM ke depan serta respon organisasional dan fungsional yang sesuai. Cita-cita UGM tidak akan pernah terwujud tanpa langkah nyata yang lebih terarah dari semua unit, baik jangka panjang yang bersifat strategik maupun jangka pendek yang lebih mengarah pada quick win. Academics Leaders Management Programme (ALMP) dirancang untuk hal-hal tersebut.
Kegiatan dibuka oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya Rektor menyampaikan banyak permasalahan yang saat ini menjadi tantangan nasional dan global, diantaranya kemiskinan, pengangguran, kedaulatan pangan, kualitas kesehatan, daya saing SDM dan Iptek, kepastian hukum, dan masih banyak lainnya. Dekan menjadi salah satu kunci dari Universitas untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terdapat di Indonesia.
“Persoalan bangsa masih menjadi pekerjaan rumah bersama, yang pada ujungnya kembali pada tantangan untuk daya saing kita di tingkat ASEAN dan tingkat dunia. Permasalahan yang dihadapi diantaranya kemiskinan, pengangguran, kedaulatan pangan, kualitas kesehatan, daya saing SDM dan Iptek, kepastian hukum, dan masih banyak persoalan lainnya. Dekan menjadi ujung tombak melanjutkan perjuangan Universitas, bersinergi dan berkolaborasi antar fakultas untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.” ungkap Rektor dalam sambutannya.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan bahwa riset, pengetahuan dan teknologi perlu dikembangkan lebih jauh lagi untuk menghadapi tantangan yang begitu cepat, selain itu juga untuk meningkatkan daya saing UGM. Sinergi antara Dekan dengan Pimpinan Universitas selalu dibutuhkan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang selama ini menghambat laju pengembangan UGM. Untuk itu perlu dibangun leadership, kemudian membangun reputasi global berbasis budaya inovatif dan sociopreneurship, dan selalu membangun budaya mencari solusi dalam mengatasi atau mengantisipasi masalah.
Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan di lingkungan Universitas Gadjah Mada, Rektor, Wakil Rektor, serta pimpinan unit kerja di lingkungan Kantor Pusat sebagai tim pendukung yang akan membantu menindaklanjuti keputusan yang dihasilkan. Untuk mencapai tujuan dan output yang diinginkan, kegiatan dilaksanakan dalam bentuk workshop dan dialog interaktif.
Academics Leadership Management Programme (ALMP) 2016 diharapkan dapat membentuk aligment sinergi antar Fakultas dan dengan Universitas, membentuk kesamaan pemahaman terhadap visi Universitas, tantangan, tuntutan pemangku kepentingan dan dinamika perkembangan lingkungan. Selain itu, kegiatan Academics Leadership Management Programme (ALMP) ini juga dimaksudkan menjadi langkah awal pemetaan kebutuhan internal, strategi, dan terobosan yang diperlukan yang perlu disinergikan bersama dengan seluruh komponen yang ada di Universitas Gadjah Mada. (Dit. SDM)