Yogyakarta – Dialog Dosen Muda dilaksanakan pada Kamis, 24 Desember 2015 di Grha Sabha Pramana UGM. Dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pembentukan komitmen dosen dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi untuk membentuk dosen yang memiliki komitmen dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Universitas Gadjah Mada merupakan tanggung jawab yang harus dipikul bersama.
Dialog diawali langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Dalam paparannya, Rektor menyampaikan bahwa UGM harus menegakkan keteguhan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Cara untuk menegakkan kedaulatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya adalah dengan membangun think thank UGM yang mampu menangkap segala peluang yang baik menjadi peluang bagi kemajuan.
Dalam rangka pengembangan keilmuan, khususnya bagi dosen muda, Universitas telah menyiapkan skema khusus dalam pembinaan sumberdaya manusia agar dosen muda dapat mengembangkan karirnya dengan baik. Alokasi anggaran untuk riset dalam RKAT dialokasikan jauh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu universitas juga menyediakan hibah kerjasama program riset dengan pemerintah New Zealand.
Universitas Gadjah Mada yang saat ini adalah universitas dengan status Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), harus mulai menentukan langkah untuk 25 tahun ke depan, merajut budaya baru.
“Budaya UGM hari ini adalah budaya UGM sebagai Perguruan Tinggi PTN Berbadan Hukum. Budaya yang kita tegakkan adalah budaya socio enterpreneurship, dimana kita harus pandai memanfaatkan peluang yang ada di sekitar dan mengkaji resiko sehingga berguna di masa depan. Budaya socio entrepreneurship ini yang akan ditumbuhkan. Oleh karena itu riset kita arahkan untuk menjawab tantangan ke depan.” tutur Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.
Pengembangan kedaulatan iptek tidak bisa lepas dari pengembangan bidang keilmuan di fakultas, lintas jurusan dan departemen. Sejak bulan Juli, Universitas melalui Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik (PIKA) mengawal fakultas untuk merumuskan arah pengembangan keilmuan di masa depan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa depan. Berdasar hal tersebut OTK fakultas dirancang agar bisa memfasilitasi pengembangan bidang keilmuan. UGM juga sedang merancang kebutuhan dosen fakultas dengan panglima pengembangan bidang keilmuan. Itu semua merupakan jabaran dari peraturan MWA UGM bahwa UGM harus menjadi universitas yang unggul, inovatif dan menjawab kebutuhan masyarakat.
“Tahun ini kita galakkan, riset yang dibutuhkan masyarakat, industri dan pasar yang seperti apa. Sehingga departemen harus mengisi kebutuhan teknologi di masyarakat” ungkap Ibu Rektor.
Riset unggulan berdasarkan roadmap rencana pengembangan keilmuan di masa depan akan mewarnai riset-riset fakultas. Pengembangan keilmuan juga harus didukung dengan pengembangan sumberdaya manusianya. Dalam pengembangan sumberdaya manusia, bagi dosen yang akan studi lanjut harus sesuai dengan road map rencana pengembangan riset fakultas.
Beberapa bidang unggulan yang dikembangkan diantaranya bidang energi, pangan khususnya penegakan kedaulatan pangan dan food safety, bidang kesehatan, manufacturing, humanity-heritage dan sustainability.
Dalam rangka pengembangan keilmuan tersebut harus dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan riset yang dibutuhkan sebelum bergerak ke hulu. Penelitian dan pengabdian masyarakat harus dilakukan searah dengan kebutuhan di hilir. Dosen dalam membimbing riset S2 dan S3 juga harus diarusutamakan untuk mendukung riset unggulan fakultas.
Upaya lain yang dilakukan UGM adalah mengembangkan kerjasama dengan LPDP. Dosen yang akan sekolah dan disekolahkan harus mengambil topik yang mendukung riset yang sedang dikembangkan UGM. Bidang keilmuan yang dikembangkan UGM terutama adalah lintas kluster. Ilmu-ilmu langka keunggulan Indonesia.
“Yang dikembangkan program doctor, double degree. Misalkan studinya 4 tahun, 1 tahun ambil data di Indonesia sehingga warna Indonesianya ada. Post doctoral, bagi yang sudah kembali dibantu dengan hibah-hibah untuk meningkatkan ilmunya”
Indonesia punya kebanggaan bonus demografi. Insan muda Indonesia terutama dikenal sebagai pribadi yang santun dan loyalitas tinggi. Mahasiswa UGM juga sangat diincar oleh negara-negara maju. Bagaimana menularkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme kepada mahasiswa? Salah satunya dengan banyak dilibatkan ke dalam riset, sehingga kedewasaannya muncul.
Pembekalan dosen muda dilanjutkan oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE. Dalam paparannya Prof. Budi menyampaikan UGM sebagai PTN BH mempunyai target untuk menjadi universitas level internasional melalui publikasi internasional dan pergaulan internasional. UGM sebagai PTN BH bisa membuat mini factory, sehingga tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah. UGM sebagai universitas kerakyatan, seleksi bukan atas kekayaan tetapi pada kemampuan akademik.
“Yang didorong adalah mari kita membuat budaya baru. UGM sudah punya nama baik. Kita bisa belajar dari industri berbagai negara, misalnya di Jerman. Dalam industri di Jerman, research and development dilakukan oleh universitas” ungkap Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE.
Selama ini selalu muncul kekhawatiran dari dosen setelah pulang dari luar negeri, apakah bisa hidup dengan gaji yang diterima. Universitas mempunyai komitmen dosen UGM harus mempunyai pendapatan yang baik. Universitas terus memfasilitasi bagi dosen, terutama untuk mendorong produktivitas dosen. Saat ini rata-rata publikasi perkapita masih kecil. Untuk meningkatkan produktivitas publikasi, universitas memberikan berbagai insentif publikasi, bantuan presentasi dan insentif lainnya. Bagi yang tidak produktif ada disinsentif.
Dalam pembekalan dosen muda ini juga muncul berbagai pertanyaan dan aspirasi dari para dosen muda UGM, mulai dari fasilitasi yang diberikan universitas dalam peningkatan kompetensi dosen, beban kerja dosen, hingga peluang riset kolaboratif antar dosen muda. Selain itu dalam forum ini dibentuk grup dosen muda UGM yang direncanakan akan mengadakan pertemuan rutin dan menjadi ajang silaturahmi, berbagi informasi dan meningkatkan koordinasi antar dosen muda Universitas Gadjah Mada. (SDM UGM/Rima)