Yogyakarta – Remunerasi dan Penilaian Kinerja selalu menjadi topik hangat untuk didiskusikan. Dalam rangka menemukan pola remunerasi dan sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan Sistem dan Tata Kelola UGM, pada Kamis (23/7) UGM menyelenggarakan Diskusi Remunerasi dan Penilaian Kinerja di Ruang Multi Media, Gedung Pusat. Pada diskusi tersebut, UGM mengundang konsultan Sumber Daya Manusia Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ir. Joko Santosa, S.E yang juga menjabat sebagai VP Commercial di Group Kompas Gramedia. Diskusi dihadiri oleh para Wakil Rektor, Direktur, Wakil Dekan dan Kepala Kantor Administrasi di lingkungan UGM.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi, Dr. Didi Achjari, S.E., Akt., M.Com., dalam sambutannya menyampaikan bahwa poin penting dalam perumusan pola remunerasi adalah perubahan mindset dari pola remunerasi PNS menjadi sistem yang sesuai badan hukum. Sebagai PTN-bh, UGM memiliki otonomi untuk mengembangkan sistem sendiri, meskipun tetap tidak bisa 100 persen bebas karena ada aturan-aturan pemerintah yang harus dipatuhi. “Yang jelas proses migrasi atau perubahan sistem ini sangat terbuka saat ini. Mas Santos ini adalah alumni FEB yang sangat berpengalaman di bidang SDM, sudah malang melintang di beberapa perusahaan sehingga bisa diajak sharing tentang sistem remunerasi. Materi dari Mas Santos ini diharapkan bisa menambah wawasan kita bahwa di dunia profesional sana, ada sistem yang bisa kita ambil untuk diterapkan di UGM ini” tambah Dr. Didi Achjari.
“Kami akan sharing tentang sistem remunerasi dan manajemen kinerja yang ada di perusahaan-perusahaan non korporasi” ungkap Ir. Joko Santosa, S.E yang biasa disapa Pak Santos ini mengawali paparannya. Perumusan sistem remunerasi harus dimulai dari penyamaan persepsi tentang arti dan definisi upah. Dalam merumuskan struktur dan skala upah, sebelumnya organisasi harus cermat dalam melakukan analisis jabatan dan evaluasi jabatan. “Saya akan memperkenalkan struktur dan skala upah menggunakan point factor. Sehingga nanti Ibu dan Bapak bisa membuat sendiri struktur dan skala upah sesuai dengan keadaan di UGM. Setelah kita punya salary structure apa implementasi yang akan digunakan dalam organisasi. Soal implementasi adalah yang paling sulit. Biasanya kemudian banyak teori yang nggak bisa diimplementasikan. Kedua, kegagalannya lebih pada changes management pada saat memperkenalkan sistem yang baru. Para karyawan dimasukkan ke dalam struktur baru. Bagaimana mekanismenya sehingga tidak kontraproduktif tetapi justru produktif” jelas Pak Santos. Menurut pengamatan Pak Santos sekarang ini perusahaan-perusahaan yang maju dasar pengupahannya adalah sistem insentif. “Sistem yang paling manjur untuk menggerakan human capital ternyata insentif based. Itu juga menguntungkan perusahaan karena fixed cost perusahaan tidak terlalu tinggi. Kalau performance, rapotnya biru ya dapat banyak, kalau rapotnya merah ya nggak dikasih” paparnya. Pak Santos menambahkan bahwa standar perilaku yang banyak dikembangkan perusahaan adalah 5C : Caring, Credible, Competen, Competitive, dan Customer Delight.
Remunerasi dan manajemen kinerja hanya merupakan bagian kecil yang mempengaruhi performance organisasi. Masih terdapat hal lain yang mempengaruhi performance organisasi seperti lingkungan kerja, struktur, budaya organisasi, strategi bisnisnya dan strategi dalam pengembangan organisasi itu sendiri termasuk didalamnya peran strategi di bidang SDM.
Lebih lanjut Pak Santos memaparkan berbagai penjelasan dan ilustrasi terkait Total Reward Strategy dalam organisasi. Selain performance individu, hal yang juga perlu diperhatikan dalam perumusan remunerasi adalah performance unit agar diperoleh nilai yang seimbang.
Menurut Pak Santos sistem remunerasi dan penilaian kinerja seharusnya memenuhi 5-S yaitu, Sehat, Senang, Sukses, Sejahtera, dan Sentosa. Pak Santos juga menambahkan “Selain harus memenuhi 5-S, sistem juga membutuhkan 5-i yaitu, inisiatif baik dari pimpinan maupun karyawan, itikad dari pimpinan maupun karyawan, implementasi…ini yang paling sulit, selanjutnya harus ada improvement dan i yang terakhir…insya allah berhasil. Yang jelas resepnya satu..harus bisa memanusiakan manusia, sistem hanya membantu” pungkas Pak Santos mengakhiri paparannya. (SDM UGM/Evi)
Berita terkait: