Yogyakarta – Dalam rangka mewujudkan terlaksanakannya misi menjadi World Class University, salah satu perhatian penting Universitas Gadjah Mada sebagai universitas terkemuka di Indonesia adalah mampu memberikan pelayanan maksimal, baik pelayanan akademik maupun non-akademik bagi seluruh entitas dan stakeholder yang berpengaruh terhadap kemajuan Universitas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan adalah dengan meningkatkan kemampuan Tenaga Kependidikan yang bersinggungan langsung dengan pelayanan kemahasiswaan terutama dalam kemampuan berbahasa Inggris mengingat semakin besarnya animo kerjasama luar negeri dan mahasiswa yang datang dari berbagai negara untuk menempuh studi di Universitas Gadjah Mada.
Direktorat Sumber Daya Manusia UGM, pada tahun 2018 ini kembali menyelenggarakan Intensive English Program atau Pelatihan Bahasa Inggris bagi Tenaga Kependidikan Universitas Gadjah Mada. Rangkaian Pelatihan Bahasa Inggris dimulai sejak 29 Januari 2018 dan direncanakan akan berakhir pada 3 April 2018. Intensive English Program (IEP-2018) bagi Tenaga Kependidikan dilaksanakan di Ruang Learning and Development Center, yang terletak di Grha Sabha Pramana UGM Lantai 1 Sayap Barat. Pelatihan didesain dengan dua tingkat kelas, yakni kelas beginner sebagai kelas pemula dan kelas intermediate sebagai kelas lanjutan dengan masing-masing kelas dirancang untuk alokasi waktu 2 jam per-pertemuan dengan total 24 pertemuan.
Pelatihan ini dibuka oleh Ibu Erika Purnawati, S.Kom., M.Cs selaku Kasubdit Data dan Administrasi Pendidikan dan Pelatihan Direktorat SDM pada 29 Januari 2018 pukul 08.00 WIB. Dalam sambutannya beliau menjelaskan urgensi penguasaan Bahasa Inggris dalam pelayanan kemahasiswaan terutama pelayanan kemahasiswaan yang ada di fakultas mengingat semakin banyaknya mahasiswa asing yang melakukan pertukaran pelajar maupun menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada.
“Penguasaan bahasa asing terutama Bahasa Inggris merupakan suatu hal yang penting, mengingat semakin berkembangnya Universitas Gadjah Mada, dan semakin banyaknya mahasiswa asing maupun stakeholder yang berkunjung ke UGM. Untuk itu, pelatihan ini menjadi penting untuk memberikan bekal dan kepercayaan diri bagi Tenaga Kependidikan untuk mampu menghadapi tantangan yang ada.” ujar Erika Purnawati, S.Kom., M.Cs.
Berbeda dengan tahun 2017 lalu, IEP-2018 pada tahun ini difokuskan pada pengembangan Bahasa Inggris bagi Tenaga Kependidikan di Sekolah/ Fakultas dengan diikuti oleh 51 peserta yang berasal dari 20 sekolah/fakultas di Universitas Gadjah Mada. Peserta paling banyak berasal dari Fakultas Teknik dengan 14 peserta dan peserta paling sedikit adalah Fakultas Filsafat dengan 1 peserta. Pembagian peserta berdasarkan proporsi jumlah Tenaga Kependidikan di Fakultas/Sekolah dan kebutuhan pengembangan kompetensi.
Dari total peserta yang mengikuti diklat, mayoritas peserta merupakan perempuan dengan persentase sebesar 57 persen atau sebanyak 29 peserta, sedangkan peserta laki-laki sebesar 43 persen atau sebanyak 22 peserta. Sedangkan berdasarkan pembagian kelas sesuai dengan kemampuan berbahasa Inggris, kelas pemula memiliki lebih banyak peserta yakni 31 peserta atau sebesar 61 persen, sedangkan kelas lanjutan hanya 20 peserta atau sebesar 39 persen.
Selain silabus, dalam IEP-2018 diberikan modul sebagai bahan acuan dan belajar bagi Tenaga Kependidikan yang telah diisesuaikan dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan pembelajaran dari kelompok kelas peserta pelatihan.
Dengan bimbingan tiga pengajar yakni, Wahyu Kartika Wienanda, S.Pd., M.Pd., Yohana Ika Harnita Sari, S.Pd., M.Hum., dan Agnes Siwi Purwaning Tyas, S.Pd., M.Hum. peserta cukup antusias dalam mengikuti pelatihan. Hal ini diperlihatkan dari tingginya persentase kehadiran peserta selama mengikuti program pelatihan bahasa inggris dan keaktifan peserta ketika mengikuti kegiatan pelatihan.
“Pelatihan yang ada cukup bagus dan membantu. Cocok untuk Tendik mengingat Tendik semakin sering berhadapan dengan mahasiswa asing, selain itu pelatihan ini juga mendorong Tendik untuk semakin percaya diri menggunakan kemampuan bahasa yang dimiliki.”, ungkap Bapak Pentatok Kuncoro Sri Setiyoaji dari Fakultas Teknik.
Selain itu, pemateri yang dihadirkan dianggap cocok dan sesuai dengan kebutuhan Tenaga Kependidikan sehingga meningkatkan antusias dari peserta pelatihan, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Nurrohmah dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, ”Kesan pelatihannya asik, pemateri yang dipilih bagus dan sesuai dengan kebutuhan bagi Tendik. Pemateri yang dipilih berasal dari internal UGM sehingga para Tendik yang menjadi peserta lebih nyaman.”
Tidak lupa, Bapak Pentatok Kuncoro Sri Setiyoaji dan Ibu Nurrohmah sebagai peserta memberikan saran akan perlunya keberlanjutnya pelatihan. Pelatihan yang ada sekarang lebih baik bersifat kontinu dan simultan. Artinya bahwa akan ada pelatihan lanjutan bagi setiap Tendik yang telah mengikuti pelatihan ini, dan ada pelatihan awal untuk Tendik lainnya yang memulai pelatihan. Keduanya akan terakomodasi dengan baik.
Pelatihan Bahasa Inggris ini diharapkan menjadi bekal peningkatan kompetensi berbahasa Inggris bagi Tenaga Kependidikan di Fakultas/Sekolah dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mengaplikasikannya dalam menghadapi berbagai tantangan pekerjaan, baik pada masa kini maupun masa depan. (DSDM/Fatima)