Yogyakarta – Rabu, 13 Januari 2016 merupakan hari dengan energi dan semangat baru bagi sejumlah laboratorium di lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada hari tersebut bertempat di Balai Senat, Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., melantik 176 Kepala Laboratorium di lingkup Universitas Gadjah Mada, disaksikan sejumlah pimpinan universitas dan fakultas.
Seusai dilantik, seluruh pejabat baru mengangkat sumpah di hadapan Rektor dengan dipandu oleh Prof. Dr. Ir. Mohammad Na’iem, M.Agr.Sc. selaku perwakilan pejabat. Kepala Laboratorium diangkat dengan masa jabatan selama 3 tahun.
Dalam sambutan pelantikan, Rektor mengucapkan terimakasih atas kesediaan pejabat baru bersedia mengampu amanah tersebut.
“Kita awali hari ini dengan pejabat-pejabat baru, dan tentunya dengan semangat yang baru. Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Ibu dan Bapak untuk ikut berpartisipasi memimpin laboratorium, memajukan keilmuan yang ada di Universitas Gadjah Mada.”
Rektor menyampaikan pula bahwa proses pengangkatan Kepala Laboratorium ini berjalan melalui beberapa tahap. Proses pengisian jabatan ini telah diawali sejak tahun 2015. Kantor Jaminan Mutu bekerja sama dengan Kantor Wakil Rektor Penelitian dan Pengabdian Masyarakat telah melakukan audit pada 260 laboratorium. Kriteria yang digunakan, diantaranya fungsi dan peranan laboratorium terhadap peningkatan akademik terutama pendidikan dan penelitian, pengabdian masyarakat, produk dikemas laboratorium, efisiensi yang diterapkan, produktivitas termasuk capaian dan SDM serta sarana dan prasarana yang ada di laboratorium.
Dari hasil audit tersebut akhirnya tidak sedikit laboratorium yang harus digabung sehingga hanya 176 laboratorium yang dinilai memenuhi kriteria untuk tetap dipertahankan guna mendukung proses akademik. Pengisian jabatan juga melalui screening yang melibatkan unsur-unsur di fakultas.
Dalam Keputusan Rektor disebutkan bahwa kelembagaan laboratorium dibagi menjadi tiga jenis yaitu Laboratorium dasar bertugas untuk menyelenggarakan fungsi pendidikan yang mencakup praktikum untuk mahasiswa jenjang D-3 dan S-1 yang berasal dari berbagai program studi, atau calon mahasiswa jenjang D-4 atau S-2 yang memerlukan matrikulasi; Laboratorium bidang keilmuan bertugas menyelenggarakan fungsi pendidikan dan/atau penelitian yang mencakup praktikum atau penelitian bagi sivitas akademika.; dan, Laboratorium terpadu bertugas menyelenggarakan fungsi penelitian dan/atau layanan yang mencakup : penelitian mahasiswa, post doctoral, dan dosen, layanan pengabdian kepada masyarakat, dan fasilitasi penelitian multidisiplin, interdisiplin, dan menyelenggarakan penelitian unggulan yang diamanatkan universitas.
Kuantitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia di setiap laboratorium juga menjadi perhatian universitas. Dari sisi kuantitas diperkuat untuk mengantisipasi agar kegiatan akademik dan riset dapat terus berjalan apabila salah satu atau lebih harus bertugas untuk mengikuti konferensi internasional, atau kegiatan lainnya, masih tetap ada dosen yang berada di laboratorium sehingga mahasiswa masih dapat tetap melaksanakan kegiatan.
Laboratorium adalah ujung tombak pengembangan keilmuan, pengembangan UGM nantinya. Dan pengembangan UGM adalah pengembangan Indonesia.
Khusus laboratorium dasar, diproyeksi menjadi stasiun lapangan yang melayani seluruh mahasiswa, tidak hanya di departemen itu sendiri akan tetapi juga melayani seluruh departemen, sehingga jumlah dosen yang ditugaskan lebih banyak. Saat beroperasi laboratorium ini akan men-deploy semua sumber daya yang ada.
“Kalau kita lihat, laboratorium adalah ujung tombak pengembangan keilmuan, pengembangan UGM nantinya. Dan pengembangan UGM adalah pengembangan Indonesia. Jadi nasib UGM ujung-ujungnya adalah nasib laboratorium kita” lanjut Rektor.
Dalam sambutannya Rektor UGM mengatakan bahwa peran dari Kepala Laboratorium ini sangat penting bagi UGM, bagi Indonesia. Dan tanggung jawab universitas, adalah memfasilitasi agar kualitas terjaga. Oleh karena itu, sudah sejak beberapa tahun universitas telah menyediakan berbagai hibah, salah satunya penyiapan jurnal.
“Untuk menyiapkan jurnal saja sudah ada hibahnya, di Badan Penerbitan dan Publikasi. Jika jurnal sudah accepted, akan mendapatkan insentif lagi. Jika jurnal tersebut terindeks scopus, akan mendapat lagi. Sehingga untuk satu jurnal, bisa dapat 3 grant. Namun sangat disayangkan peminatnya belum begitu banyak. Oleh karena itu diharapkan melalui lab ini, dapat digerakkan para dosen yang ada di lab, untuk bersama-sama menyiapkan publikasi atas hasil-hasil risetnya untuk percepatan pengembangan keilmuan” ungkap Ibu Rektor.
Universitas saat ini juga sedang menyiapkan parameter-parameter untuk menyiapkan insentif berdasar kinerja. Sehingga semua aspek menjadi bagian integral dalam penilaian baik mengajar, meneliti, maupun mengabdi.
“Kami mohon selain upaya untuk meningkatkan kinerja, juga mohon untuk sering membuka homepage website UGM, karena disitu sering terdapat informasi tentang grant dan hibah, juga informasi tentang arah pengembangan UGM. Kita sudah mempunyai GBHN yang telah ditetapkan MWA sampai dengan tahun 2037. Di dalam GBHN tersebut terlihat jelas, arah pengembangan UGM sampai tahun 2037 seperti apa.”
“Mari kita bersama-sama, bergotong-royong, saling mendukung dan bersinergi antar laboratorium, antar departemen dan antar fakultas, bahkan juga mungkin antar universitas.” kata Rektor menutup sambutannya. (Dit. SDM/Rima)