Yogyakarta – Dalam Kebijakan Umum UGM 2012-2037 Bidang Sumber Daya Manusia, program pemantapan 2012-2017 mengamanahkan pembangunan organisasi dan tata kelola SDM yang akuntabel dan transparan. Amanah tersebut merupakan sasaran pokok yang harus segera dilaksanakan. Jika amanah ini diterjemahkan, dalam jangka pendek penataan fungsi SDM nampaknya menjadi fokus yang paling utama. Terlebih lagi, Tahun 2016 ditetapkan sebagai tahun pengembangan Sumber Daya Manusia UGM. Dalam rangka penataan fungsi SDM, isu perencanaan dan penghitungan kebutuhan SDM menjadi isu krusial yang harus segera mendapat penyelesaian. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat dalam perencanaan pemenuhan kebutuhan SDM tercatat berbagai permasalahan substansial yang sering mengemuka, diantaranya isu pemetaan SDM Berbasis Keilmuan yang bersifat jangka panjang. Minimnya mapping SDM bidang keilmuan ini berimbas pada perencanaan pengadaan SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan keilmuan. Selain itu juga terjadi kesenjangan antara kebutuhan masa sekarang dengan kebutuhan masa depan. Selanjutnya isu perencanaan penataan SDM dosen secara holistik dan integratif di level universitas untuk memfasilitasi pengembangan Tridharma lintas disiplin dan home base dosen juga merupakan isu yang selalu muncul dari waktu ke waktu. Kondisi ini ditambah lagi dengan program penataan SDM Tenaga Kependidikan yang belum dapat dilakukan secara komperehensif di level universitas, sehingga sering terjadi penambahan SDM di level unit kerja untuk memenuhi kompetensi tertentu padahal kompetensi yang dibutuhkan tersedia berlebih di unit lain. Untuk mendapatkan solusi atas berbagai persoalan perencanaan kebutuhan SDM, UGM menyelenggarakan serial Workshop Perencanaan Kebutuhan SDM. Workshop seri pertama dengan fokus isu pada pemetaan SDM telah dilaksanakan pada 7 Mei 2015 yang lalu. Workshop seri kedua ini dilaksanakan pada Selasa, 11 Agustus 2015 di Hotel Alana, Yogyakarta. Workshop diikuti oleh pimpinan universitas dan fakultas serta sekolah di lingkungan UGM.
Workshop dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. Dalam pengarahannya, Rektor UGM menyampaikan bahwa workshop ini merupakan rangkaian panjang dari ditetapkannya statuta UGM, visi-misi UGM, dan arah kebijakan umum UGM selama 25 tahun ke depan yang telah ditetapkan oleh MWA. “Kata kunci arah kebijakan umum UGM adalah keunggulan, inovatif, dan kepeloporan” ungkap Ibu Rektor. “Keunggulan, inovasi dan kepeloporan UGM diharapkan mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi kemajuan bangsa Indonesia” ujar Ibu Rektor. Lebih lanjut Rektor UGM menyatakan bahwa Pusat Inovasi Kebijakan Akademik UGM saat ini sedang menyelenggarakan Hibah Penyusunan Arah Pengembangan Fakultas. Arah pengembangan yang dirumuskan tentunya tidak lepas dari kebutuhan SDM yang relevan baik kualitas maupun kuantitasnya untuk mendukung arah pengembangan. “Tujuan workshop hari ini untuk melengkapi kebutuhan SDM yang mendukung arah pengembangan. Targetnya memetakan, mengisi gap antara hasil pemetaan dan kondisi faktual untuk menuju kondisi yang diharapkan. Berbagai konsep pengembangan SDM diharapkan dapat terumuskan pada tahun 2015 ini sehingga tahun 2016 bisa eksekusi dari rencana yang telah disusun karena tahun 2016 merupakan tahun SDM UGM” jelas Ibu Rektor.
Workshop dilanjutkan dengan paparan pengelolaan SDM dari Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE. Dalam paparannya, Prof. Budi menyampaikan kondisi terkini potret SDM UGM. Berbagai data SDM disajikan untuk bahan evaluasi dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan pimpinan. Data yang disajikan antara lain peta komposisi dosen UGM, rasio dosen-mahasiswa setiap prodi, homebase dosen, produktivitas publikasi dosen, beban mengajar dosen, imbangan beban dan remunerasi, serta berbagai potret SDM lainnya. Terkait dengan rencana penetapan beban kerja dosen, Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo, M.Sc., menyampaikan paparan terkait berbagai peraturan Beban Kerja Dosen serta konsep dan kondisi faktual yang ada di UGM. Pada sesi terakhir workshop dilakukan Diskusi Perumusan Model dan Penghitungan Kebutuhan SDM yang dipimpin oleh Direktur SDM UGM.
Diskusi sepanjang sesi awal sampai akhir workshop diikuti peserta dengan antusias. Salah satu topik yang menarik perhatian peserta adalah persoalan definisi pengabdian pada masing-masing bidang ilmu. Perhitungan beban kerja ini dalam rangka pengembangan Universitas sehingga perlu dirumuskan definisi pengabdian yang tidak konvensial dan mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi masyarakat. Penghitungan beban kerja bukan hanya sekedar hitung-hitungan diatas kertas, tetapi ada makna dibalik perhitungan seperti visi masa depan, komitmen dan kontribusi. Selain itu akurasi data sangat penting dalam pengambilan keputusan sehingga perlu upaya bersama untuk menyempurnakan data melalui proses entry data yang cermat dan berkesinambungan.
Pada penutupan workshop, Rektor menyampaikan bahwa agar unit kerja dapat segera menyempurnakan perencanaan yang sudah dibuat dengan mempertimbangkan berbagai masukan yang disampaikan dalam workshop. “Mohon Bapak/Ibu segera menyempurnakan perencanaan yang sudah dibuat dengan mempertimbangkan masukan-masukan yang disampaikan dalam workshop, terutama regenerasi. Kebutuhan Tendik akan sulit karena tidak ada rasio. Kebutuhan Tendik harap mempertimbangkan business process masing-masing unit. Operator data Epsbed mohon didampingi untuk menyempurnakan data. Waktu yang kami berikan adalah 1 bulan. Tanggal 11 September kebutuhan SDM akan dihitung ulang dengan berpijak pada SKS, rasio dosen mahasiswa, dan RKAT. Mohon mempertajam arah pengembangan fakultas, sehingga akan terlihat prodi-prodi yang feasible untuk dikembangkan, jumlah SDM yang diperlukan, kompetensinya” pungkas Ibu Rektor. (SDM UGM/Evi)