Yogyakarta- Tugas UGM semakin berat untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian. Oleh karena itu, UGM terus memperkuat reinforcement sumber daya di UGM untuk memperkuat kualifikasi pendidikan, penelitian dan pengabdian. Hal tersebut dikemukakan Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM dalam pembukaan Workshop Pemetaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia yang diselenggarakan Direktorat Sumber Daya Manusia UGM pada Kamis, 7 Mei 2015 di Ruang Kertanegara, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip. HE menyampaikan bahwa saat ini telah terjadi berbagai perubahan yang menuntut penyesuaian organisasi misalnya perubahan aturan dalam hal beban mengajar bagi dosen dan juga perubahan metode kerja yang lebih menekankan pada teknologi informasi. Berbagai perubahan perlu disikapi dengan baik. Terkait kebutuhan SDM, perlu diperhatikan analisa beban kerjanya. Jangan sampai mengajukan usulan penambahan tetapi SDM yang tersedia belum diberdayakan dengan optimal.
Workshop diikuti oleh para Wakil Dekan dan Wakil Direktur Sekolah yang membidangi SDM serta Kepala Kantor Administrasi Fakultas dan Sekolah di lingkungan UGM. Sebelum berdiskusi terkait pemetaan kebutuhan SDM, pada sesi pertama workshop, Direktur Sumber Daya Manusia, Dr. Ratminto, M.Pol.Admin, menyampaikan perlunya penyamaan persepsi dan visi dilanjutkan dengan paparan konsep pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia. Dalam paparannya, Dr. Ratminto menyampaikan bahwa masih terdapat masalah terkait kinerja SDM UGM misalnya kurang rapi (kurap), kurang teliti (kutil), kurang disiplin (kudis), dan kurang tanggap. Kondisi-kondisi seperti ini tentunya mengakibatkan kinerja menjadi tidak efisien dan perlu untuk terus dibenahi.
Terkait dengan cita-cita UGM untuk menjadi universitas yang diakui secara internasional, masih diperlukan perhatian serius pada akreditasi internasional program studi (prodi) dan publikasi internasional. Berdasar data, saat ini baru sekitar 13,6% prodi yang memperoleh akreditasi internasional. Selanjutnya dalam hal pengembangan kompetensi pegawai, baik dosen maupun tenaga kependidikan perlu dilakukan pembenahan dan inovasi untuk mendukung cita-cita UGM. Selain itu diperlukan penyesuaian terkait terbitnya UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Dalam paparan selanjutnya, Dr. Ratminto, M.Pol.Admin. menyampaikan tentang rencana Pola Karir Terbuka dalam Manajemen Karir Pegawai UGM. Inovasi ini didasari oleh semangat kesetaraan dan penghargaan terhadap pegawai sehingga pegawai dapat mencapai karir yang tinggi. Rancangan sedang terus diupayakan untuk dikembangkan, meskipun diakui cukup sulit untuk membuat cetak biru yang ideal. Jalur karir akan dibagi menjadi empat jalur yaitu karir administrasi, karir fungsional, karir dosen, dan karir struktural. Dalam pola karir terbuka ini, semua level jabatan tentunya membutuhkan kompetensi yang jelas sehingga dapat diidentifikasi skema pendidikan, pelatihan, dan pola assessment yang sesuai. Saat ini, Direktorat SDM UGM sedang mengupayakan rumusan kamus kompetensi yang komprehensif dan standar kompetensi untuk semua jenjang jabatan, baik dosen maupun tenaga kependidikan. Selanjutnya akan dilakukan penyempurnaan terhadap kurikulum pengembangan kompetensi pegawai yang telah dibuat. Kompetensi Dasar yang akan dikembangkan meliputi Knowledge, Skill, Attitude. Untuk membentuk sikap dan perilaku warga UGM yang sesuai dengan jiwa UGM akan lebih diintensifkan pengenalan nilai-nilai ke-UGM-an.
Menanggapi paparan Direktur SDM pada sesi pertama, banyak diperoleh masukan, saran maupun kritik dari peserta workshop antara lain pentingnya validasi HRIS sebagai basis data kepegawaian, persoalan rangkap jabatan, perpindahan jalur karir, promosi jabatan, SKP, tugas belajar dan lainnya. Dalam workshop tersebut, hadir pula Sekretaris Eksekutif UGM, Dr. Gugup Kismono, M.B.A., yang menyampaikan berbagai informasi kebijakan Universitas terkait bidang SDM. Dr. Gugup Kismono mengutarakan bahwa pengembangan karir dosen dan tenaga kependidikan sangat penting untuk didukung. Dalam hal pengembangan karir Tenaga Kependidikan, UGM ingin Tenaga Kependidikan bisa mencapai jabatan yang tinggi, namun berdasar pencermatan saat ini banyak yang belum siap menghadapi dinamika yang sangat tinggi dalam jabatan. Kalaupun ada Tenaga Kependidikan yang brilian karena yang bersangkutan menyiapkan dirinya secara mandiri. Universitas perlu merumuskan skema dalam rangka menyiapkan Tenaga Kependidikan yang talented untuk mengampu tugas dan jabatan dengan baik. Pengembangan karir dosen juga harus dipikirkan dengan baik, definisi kinerja dosen perlu diperjelas.
Pada sesi kedua, Dr. Ratminto, M.Pol. Admin dan Dra. Emmy Indjatmiati, M.Si. (Sekretaris Direktorat SDM UGM) menyampaikan Pemetaan dan Kebutuhan SDM Fakultas dan Sekolah dalam rangka mengoptimalkan Pengelolaan SDM secara strategis. Grafik yang ditampilkan antara lain hasil perhitungan rasio dosen dan mahasiswa, rasio dosen dan tenaga kependidikan, komposisi dosen berdasar jabatan fungsional, besaran potensi dosen untuk menjadi Guru Besar, produktivitas publikasi dan beban kinerja pegawai pada rumpun jabatan tertentu. Dalam paparannya, Dr. Ratminto, M.Pol. Admin. menyampaikan pula bahwa masih terdapat banyak pegawai yang penempatannya tidak sesuai bidang pendidikannya sehingga pengembangan kinerja tidak bisa optimal. Di sisi lain terdapat banyak unit kerja lain yang membutuhkan kualifikasi pendidikan yang tidak termanfaatkan. Sehingga perlu ada komitmen bersama dari pimpinan untuk mendukung pengoptimalan potensi SDM. Dalam hal distribusi pegawai juga masih terdapat ketimpangan yang sangat jauh antar rumpun jabatan. Padahal jika ingin mencapai pengakuan internasional dan juga sebesar-besarnya pengabdian bagi masyarakat seperti yang diamanahkan maka diperlukan distribusi pegawai yang mencukupi untuk bidang-bidang tertentu seperti Jaminan Mutu, Urusan Internasional, serta Penelitian dan Pengabdian. Faktanya, pegawai yang ditempatkan pada rumpun jabatan tersebut masih sangat sedikit. Banyak unit kerja yang tidak memiliki tenaga kependidikan pada rumpun jabatan tersebut.
Pada sesi kedua, antusiasme peserta untuk menyampaikan berbagai persoalan di masing-masing unit kerja, pertanyaan, dan pendapat, sangat baik. Salah satunya terkait adanya persoalan kesenjangan regenerasi dosen pada beberapa unit kerja, sehingga pada suatu masa akan terjadi dosen yang pensiun bersamaan dalam jumlah besar yang berimbas pada pelaksanaan Tridharma PT pada prodi tertentu. Kondisi ini perlu diantisipasi sejak dini terkait penyiapan kompetensi dosen. Hal lain terkait ketercukupan jumlah dosen pada prodi. Meskipun secara keseluruhan UGM sering mendapat jatah formasi dosen yang cukup banyak tetapi bagi prodi terasa masih selalu kurang tenaga untuk melaksanakan tridharma. Kondisi ini antara lain disebabkan banyak dosen yang studi lanjut dan sebagian lainnya mengampu jabatan struktural, baik di internal UGM maupun di pemerintahan sehingga meskipun diatas kertas rasio jumlah dosen mencukupi tetapi faktanya masih tidak sesuai kebutuhan.
Pada akhir workshop disepakati bahwa setiap Fakultas dan Sekolah akan membuat proposal yang berisi kondisi existing pegawai dan proyeksi kebutuhan pegawai disertai rasionalitas sesuai karakteristik masing-masing unit kerja. Proposal akan didiskusikan secara intensif dengan Direktorat SDM UGM untuk memperoleh proyeksi kebutuhan yang sesuai dan selanjutnya akan diplenokan dalam forum seluruh fakultas dan sekolah. Selain itu, akan dilakukan tindaklanjut hasil workshop terkait penyempurnaan SKP, validasi HRIS, aturan rangkap jabatan, dan kejelasan aturan Tugas Belajar.(SDM UGM/Evi)
Rilis terkait: